MAKALAH
ANATOMI FISIOLOGI PENGHIDU DAN PENGECAP
Disusun
Oleh :
1.
Azhari
Ariibah I
2.
Chatarina
Tirsa P
3.
Dyah
Puji P
4.
Firsty
Maharani L
5.
Savirda
Kiki
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN
AJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis telah dapat menyelesaikan
makalah yg berjudul “ANATOMI
FISOLOGI PENGHIDU DAN PENGECAP”.
Shalawat
beriring salam kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya , berkat
perjuangan beliaulah kita dapat merasakan betapa bermakna nya hidup dari alam
yang penuh kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini .
Alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik . Oleh karena itu, dengan hati
yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yg sebesar-besarnya
kepada Bapak dosen pengasuh mata kuliah IBD .
Akhirnya
penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan
saran yg bersifat konstruktif dan membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan
nya . penulis hanya dapat berdo’a semoga Allah swt memberikan balasan yang
berlipat ganda . Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Klaten , Oktober 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................
BAB I PENGANTAR
.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
....................................................................
BAB III PENUTUP
.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Panca indera pada manusia merupakan
sekumpulan reseptor tertentu yang terlokalisasi dan merupakan paling ujung yang
dapat menerima rangsang-rangsang (stimulus) dari lingkungan untuk direspon oleh
tubuh (efektor). Salah satu dari panca imdera tersebut adalah penghidu dan
pengecap.
Indera penghidu merupakan fungsi dari
bervus olfaktorius, erat hubungannya dengan indera pengecap yang dilakukan oleh
nervus trigeminus, karena keduanya bekerja bersama-sama. Stimulusnya berupa
rangangan kimiawi.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan
makalah ini yaitu :
1. Mengetahui
aanatomi fisiologi sistem penghidu dan pengecap.
2. Dapat
menjelaskan tentang anatomi fisiologi sistem penghidu dan pengecap.
1.3 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan indera penghidu?
2. Bagaimana
anatomi fisiologi dari indera penghidu manusia?
3. Apa
yang dimaksud dengan indera pengecap?
4. Bagaimanaa
anatomi fisiologi dari indera pengecap manusia?
5. Apa
saja kelainan dari indera penghidu dan indera pengecap manusia?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
INDERA PENGHIDU
Hidung merupakan alat viseral (alat
dalam rongga badan) yang erat hubungannya dengan gastrointestinalis. Sebagian
rasa berbagai makanan merupakan kombinasi penciuman dengan pengecapan. Reseptor
penciuman merupakan kemoreseptor yang dirangsang oleh molekul larutan di dalam
mukus. Reseptor penciuman juga merupakan
reseptor jauh (telereseptor). Jaras
penciuman tidak disalurkan dalam talamus dan tidak diproyeksikan neokorteks
bagi penciuman.
Olfaktori adalah organ pendeteksi bau
yang berasal dari makanan. Pada manusia, baau mempunyai afeksi yang bisa
menyenangkan atau membangkitkan rasa penolakan dan keterlibatan memori, selain
itu bau juga penting untuk nafsu makan.
2.2 ANATOMI
FISIOLOGI INDERA PENGHIDU
2.2.A Anatomi Penghidu
Terdiri
atas nasus externus (hidung luar) dan cavum nasi.
1. Nasus
externus
Mempunyai ujung yang bebas,
yang dilekatkan ke dahi melalui radix nasi atau jembatan hidung, Lubang luar
hidung adalah kedua nares atau lubang hidung. Setiap nasris dibatasi di lateral
oleh ala nasi dan di medial oleh septum nasi.
Rangka nasus externus dibentuk di
atas oleh os nasale, processus frntalis ossis maxillares, dan pars nasalis
ossis frontalis. Di bawah, rangka ini dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang
rawan, yaitu cartilago nasi superior dan inferior, dan cartilago septi nasi.
2. Cavum
nasi
Terletak dari nares di sampai
choanae di belakang. Rongga ini dibagi oleh septum nasi atas belahan kiri dan
kanan. Setiap belahan mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding
medial.Dasar dibentuk oleh processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis
ossis palatini, yaitu permukaan atas palatum durum.
Bagian atap sempit dan dibentuk dari
belakng ke depan oleh corpus ossis sphenoidalis, lamina cribrosa ossis
ethmoidalis, os frontale, os nasale dan cartilagines nasi. Dinding lateral
ditandai dengan tiga tonjolan disebut concha nasalis superior, media dan
inferior. Area di bawah setiap concha disebut meatus.
Recessus sphenoethmoidalis adalah daerah
kecil yang terletak di atas terletak di atas concha nasalis superior dan di
depan corpus ossis sphenoidalis. Di daerah ini terdapat muara sinus
sphenoidalis.
Meatus nasi superior terletak di bawah
dan lateral concha nasalis superior. Di sini terdapat muara sinus ethmoidalis
posteriores.
Meatus nasi media terletak di bawah dan
lateral concha media. Pada dinding lateralnya terdapat prominentia bulat, bulla
ethmoidalis, yang disebabkan oleh penonjolan sinus ethmoidales medii yang
terletak di bawahnya. Sebuah celah melengkung, disebut hiatus semilunaris,
terletak tepat di bawah bulla. Ujung anterior hiatus masuk ke dalam saluran
berbentuk corong disebut infundibulum.
Meatus nasi media dilanjutkan ke depan
oleh sebuah lekukan disebut atrium. Atrium ini dibatasi di atas oleh sebuah
rigi, disebut agger nasi. Di bawah dan depan atrium, da sedikit di dalam naris,
terdapat vestibulum.
Meatus nasi inferior terletak di bawah
dan lateral concha inferior dan padanya terdapat muara ductus nasolacrimalis.
Dinding medial atau septum nasi adalah sekat osteocartilago yang ditutupi
membrana mucosa.
Membran mucosa melapisi cavum nasi,
kcuali vestibulum, yang dilapisi oleh kulit yang telah mengalami modifikasi.
Membran mucosa olfactorius melapisi permukaan atas concha nasalis superior dan
recessus sphenoethmoidalis; juga melapisi daerah septum nasi yang berdekatan
dan atap. Membran mucosa respiratorius melapisi bagian bawah cavum nasi.
3. Persarafan
cavum nasi
N. olfactorius berasal dari
sel-sel olfactorius khusus yang terdapat pada membrana mucosa yang telah
dibicarakan sebelumnya. Saraf ini naik ke atas melalui lamina cribosa dan
mencapai bulbus olfactorius. Saraf-saraf sensai umum berasal dari divisi
ophtalmica dan maxillaris n. Trigeminus.
4. Pendarahan
cavum nasi
Suplai arteri untuk cavum nasi terutama
berasal dari cabang-cabang a. Maxillaris. Vena-vena membentuk plexus yang luas
di dalam submucosa.
5. Aliran
limfe cavum nasi
Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari
vestibulum ke nodi submandibularis. Bagian lain dari cavum nasi mengalirkan
limfenya ke nodi cervicales profundi superior.
2.2.B Fisiologi Penghidu
1. Membran
mukosa olfaktorius
Mengandung sel enunjang dan sel
progenitor utnuk reseptor sel olfaktorus. Jumlah sel resepror sebanyak 10-20
juta. Setiap sel olfaktoris neuron. Dan membran mukosa olfaktorius selalu
ditutupi oleh mukus.
2. Korteks
olfaktorius
Ketika
kita menghirup yang diaktifkan adalah korteks piriformis. Saat mencium bau
dengan atau tanpa menghirup, itu mengaktifkan girus orbitofrontalis anterior
lobus frontalis. Serabut lain pada korteks menuju ke amigdala sebagai respon
emosi rangsang pnghidu.
3. Transduksi
sinyal
Organ penghidu manusia dapat membedakan
10.000 macam bau karena terdapat bermacam-macam reseptor bau. Ada penghambatan
lateral oleh glomerulus olfaktorius yamg diperantari oleh sel periglomerulus
dan sel granula. Kedu sel ini bertugas untuk mempertajam dan memfokuskan sinyal
olfaktorius.
4. Protein
pengikat bau
Protein pengikat bau yang telah
diidolasi ialah OBP 18-kDa. Ini merupakan protein khas untuk rongga hidung.
Fungsinya sebagai pembawa molekul-molekul lipofilik kecil
5. Sniffting (Mengendus)
Terjadi akibat adanya kontraksi bagian
bawah nares di septum untuk mengarahkan arus udara ke atas.
6. Peran
serabut nyeri di hidung
Dapat dirangasang oleh bahan iritatif.
Juga berperan dalam bersin, lakrimasi dan penghambatan pernapasan.
7. Adaptasi
Adanya pajanan bau tertentu yan terus
menerus sehingga tejadi penurunan persepsi bau dan lama kelamaan akan berhenti.
2.3 DEFINISI INDERA PENGECAP
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah merupakan massa jaringanpengikat
dsan otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa
Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot.
Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot.
Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus. Lidah juga
merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan
katup epiglotis yang menuju ke laryng.
Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap
yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan
kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan
rasa manis.
Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.
2.4 ANATOMI FISIOLOGI INDERA PENGECAP
2.4.A Anatomi Pengecap
Pada hakekatnya,
lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus pengecap. ,
lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang
rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Lidah sebagian
besar terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot intrinsik dan ektrinsik. Otot
intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus,sementara otot ektrinsik
mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan
gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan.
Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi dan
akhirnya mendorongnya masuk farinx.
Lidah terletak
pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada
akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah,
sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian
atas lidah. Bila lidah digulung kebelakang maka tampaklah permukaan bawahnya
yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligament halus yang
mengaitkan bagian posterior lidah pada bagian dasar mulut. Bagian anterior
lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan
bila terletak tenang didasar mulut,maka ujung lidah berbentuk bulat.
Lidah ini, juga
dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste
buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang
tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap
tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah
yang disebut papilla.
a.
struktur kuncup
pengecap pada lidah
Kuncup pengecap
tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang
bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili
terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak dapat mengenali lima
pengecap dasar, yaitu manis, asin, pahit, masam, dan umami. Umami adalah sebuah
sensasi pengecap yang dihasilkan oleh monosodium glutamate (MSG). Dan
glutamate lainnya yang berasal dari makanan yang difermentasi.
Para ilmuan telah
menemukan bahwa menurut mereka, semua peta rasa dapat menditeksi lima pengecap
dasar. Sebuah fakta, peka rasa yang pertama kali dikemukaka oleh D.P Hanig
(1901) memperlihatkan empat pengecap dapat ditemukan pada bagian yang
sama dari lidah.
Selaput lendir
(membrane mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat lidah berwarnah
merah jambu,permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil. Yang
terdiri dari tiga jenis yaitu:
1) Papila
filiformis (fili = benang); berbentuk seperti benang halus;
jumlahnya banyak dan tersebar diseluruh permukaan lidah. Terdapat dalam dinding
papillae sirkumvalanta dan fungiforum,yang berfungsi untuk menerima rasa
sentuh, dari pada rasa pengecap yang sebenarnya.
2) Papila
sirkumvalata (sirkum = bulat); berbentuk bulat, tersusun berjejer
membentuk huruf V di belakang lidah; jumlahnya 8 s/d 12 buah. Sirkumvalata
adalah jenis papillae yang terbesar,dan masing-masing dikelilingi semacam
lekukan seperti parit.
3) Papila
fungiformis (fungi = jamur); berbentuk seperti jamur. Terlelak diujung dan disisi lidah. Terdapat satu jenis
papilla yang tidak terdapat pada manusia, yakni papilla folliata pada
hewan pengerat.
Ada empat macam
rasa kecapan: manis, pahit, asan, dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri
harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan
bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus
menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguk bersentuhan dengan ujung saraf yang
mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Putting pengecap yang berbeda-beda
menimbulkan kasan rasa yang berbeda-beda juga.
Lidah memiliki
pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari
urat saraf hipoglusus (saraf otak kedua belas). Daya
perasaannya dibagi menjadi “perasaan umum” yang menyangkut taktil perasa
seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya.dan
“rasa pengacap khusus” yang menyangkut rasa yang khusus suatu makanan.
Impuls perasaan
umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut saraf lingual yang
merupakan sebuah cabang urat saraf cranial kelima, sementara impuls bagian
indra pengecap bergerak dalamkhorda timpani bersama saraf lingual,
lantas kemudian bersatu dengan saraf cranial ketujuh, yaitu nervus
saraf fasialis. Saraf cranial kesembilan, saraf glossofaringeal,
membawa baik impuls perasaan umum maupun impuls perasaan khusus, dari sepertiga
posterior lidah.
Dengan demikian
indra pengecap lidah dilayani oleh saraf cranial kelima, kutujuh, dan
kesembilan, sementara gerakan-gerakannya dipersarafi oleh saraf cranial
kaduabelas
b.
Bagian-Bagian
Lidah
Lidah terletak
pada dasar mulut berwarnah merah, tidak rata permukaannya, dipermukaannya
terdapat bintil-bintil yang disebut papilla yang merupakan tempat berkumpulnya
saraf-saraf pengecap inilah yang dapat membedakan rasa makanan. Jumlah papilla
pada setiap orang tidak sama biasanya papilla perempuan lebih babyak dari pada
papilla laki-laki. Orang yang mampunyai papilla lebih banyak banyak papilla
maka akan lebih peka terhadap rasa. Ujung dan pinggiran lidah bersentuhan
dengan gigi-gigi bagian bawah, permukaan melengkung pada bagian atas lidah.
Berikut adalah bagian-bagian dari lidah:
1) Bagian
ujung/tepi lidah untuk mengecap rasa manis.
2) Bagian
samping lidah untuk mengecap rasa asam
3) Bagian
daerah pinggir lidah untuk mengecap rasa asin
4) Bagian
belakang lidah untuk mengecap rasa pahit
Namun saat ini
banyak peneliti yang memasukkan rasa kelima yaitu gurih atau sedap yang
ditemukan pada makanan seperti daging, ikan, dan sebagainya. Rasa-rasa dasar
ini dapat berevolusi sehingga kita dapat merasakan rasa busuk atau beracun dari
rasa pahit dan asam. Rasa manis membantu kita untuk mengenalkan makanan yang
menyahatkan atau kaya kalori, rasa asin diperlukan untuk setiap tubuh, dan rasa
gurih dapat membantu kita mengidentifikasikan makanan yang kaya akan
protein.
Ada beberapa orang
yang mempunyai “dunia rasa” yang berbeda-beda, misalnya ada yang menyukai
pedas,ataupun ada yang tidak. Itu semua dipengaruhi oleh faktor genetis yang
berbeda dan budaya sendiri-sendiri. Para peneliti telah membuktikan bahwa di
Amerika Serikat masyarakatnya adalah supertaster yang merasakan cabe, jahe
sangat pedas begitu juga dangan gula mereka merasakan sangat manis sekali. Hal
ini disebabkan oleh jumlah papilla yang berbeda-beda.
c.
Cara Kerja Lidah
Saat makan atau
minum, ujung-ujung saraf pengecap akan menerima rangsangan, rangsangan tersebut
akan diteruskan ke otak. Otak memprosas rangsangan tersebut, sehingga kita bisa
mengecap makanan atau minuman.
2.2.B Fisiologi Pengecap
1) Fungsi Lidah
a. Mendorong
makanan
b. Mengaduk
makanan
c. Menbolak-balik
makanan
d. Merasakan
keras dan lembutnya makanan
e. Melumatkan
makanan
Fungsi
papil/kuncup pengecap: kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut
pengecap, kemudian menstimulasi dendrite sensorik- impuls saraf- saraf fasial
(CN VII) dan saraf glosofarinyeal (CN IX) melalui jalur pengecap – insula
korteks serebelar.
Selain berfungsi
mekanisme pencernaan atau pengucapan, lidah manusia memiliki banyak penggunaan
lain. Lidah berperan pada salah satu bentuk penciuman yang dikenal dengan French kissing atau
ciuman prancis.lidah digunakan pula untuk tindakan menjilat pada manusia dan
mamalia.
Lidah dapat
menjadi tempat penindikan pada beberapa kebudayaan masyarakat. Tindik lidah
sudah ada sejak masa kuno dan kini semakin meningkat pada kebudayaan barat
terutama pada kebudayaan remaja.
2) Penyakit yang Terdapat pada Lidah
Penyakit yang
biasa menyerang lidah yaitu sariawan. Yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C,
sariawan menimbulkan rasa peri, sehingga sangat mengganggu saat kita makan atau
minum, sariawan bisa diobat dengan memakan banyak buah-buahan yang mengandung
banyak vitamin C.
Secara klinik,
indra pengecap, seperti indra penciuman, sangat peka dan dapat hilang karena
pelek atau gangguan pada mulut, lambung dan saluran pencernaan. Seorang dokter
yang dapat juga dibantu oleh seorang parawat, memeriksanya dengan seksama,
apakah indra pengecap itu kering atau lembab, membengkak, lembek dan pucat,atau
mengecil dan berwarnah merah, berbulu, pecah atau retak-retak.
Glositis, atau peradangan
lidah, bisa akut ataupun kronis, dengan gejala-gejala berupa adanya ulkus dan
lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul pada pasien yang
mengalami gangguan pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah lembek dan
pucat, dengan bekas-bekas gigitan pada pinggirannya. Biasanya, glottis kronis
menghilang, apabila kesehatan badan membaik dan pemeliharaan hygiene
mulut yang baik. Lekoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal
pada permukaan lidah (juga selaput lender pipi dan gusi). Hal ini biasa
terlihat pada seseorang yang suka merokok.
2.5 KELAINAN
INDERA PENGHIDU DAN PENGECAP
2.5.A
Penghidu
a. Anosmia
Anos mia adalah salah satu gangguan
pada indra penciuman yang mengakibatkan penderita tidak dapat mencium bau sama
sekali. penyebab dari gangguan ini adalah adanya gangguan saluran hidung,
Cedera Kepala, dan Tumor sulkus olfaktorius.
b. Disosmia
Dinosmia adalah salahsatu gangguan
pada indra penciuman yang mengakibatkan penderita mengalami perubahan penciuman
sehingga penderita merasa selalu mencium bau yang tidak enak. Gangguan ini
dapat disebabkan oleh infeksi didalam sinus, kerusakan parsial pada syaraf
alfaktorius, kurangnya kebersihan mulut.
c.
Hiposmia
Hiposmia adalah kondisi dimana
berkurangnya kemampuan untuk mencium bau. Jika pada Anosmia penderita tidak
dapat mencium bau sama sekali, maka pada hiposmia penderita hanya kehilangan
sensitifitas bau tertentu.
d.
Hipernosmia
Hipernosmia juga merupakan salah
satu gangguan pada indra penciuman, yaitu penciuman yang berlebihan. Namun
gangguan ini sangat jarang terjadi.
e.
Polip Hidung
Polip Hidung adalah gangguan pada
indra penciuman dimana penderita mengalami gangguan berupa adanya pertumbuhan
sel yang bersifat jinak di selaput lendir hidung. hal ini bisa disebabkan oleh
reaksi hipersensitif atau juga bisa karena alergi.
f.
Salesma (Cold) dan Influenza
Salesma dan Influenza adalah
gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami infeksi pada alat
pernafasan. Gangguan ini disebabkan oleh virus dan umumnya menyebabkan batuk,
pilek, sakit leher, danterkadang juga disertai dengan panas serta sakit pada
persendian.
g.
Hidung tersumbat atau Pilek
Gangguan kesehatan pada indra
penciuman berikutnya adalah hidung tersumbat datau pilek. Yaitu kondisi dimana
penderita pada hidungnya terdapat banyak lendir. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh alergi maupun virus. Hidung yang tersumbat juga menyebabkan penderitanya
kesulitan untuk bernafas karena sinusnya terganggu.
2.5.B Pengecap
a. Sariawan
Sariawan adalah gejala erosi pada lapisan epitel di dalam mulut yang
dapat menimbulkan rasa perih ketika makan. Sariawan bisa terjadi di lidah atau
pipi. Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin A, makan makanan yang
bersifat panas, kekurangan zat besi, atau karena penurunan daya tahan tubuh.
b. Kanker Lidah
Kanker lidah merupakan salah satu bentuk dari kanker mulut,
perbedaannya terletak pada daerahnya. Jika letak sel kanker tersebut berada
pada bagian ujung lidah maka para ahli menamakannya dengan sel kanker skuamosa
ujung lidah, namun jika berada pada sepertiga atau terletak pada bagian
belakang lidah mereka menamakannya dengan sel kanker pangkal lidah. Kedua tipe
ini memiliki sifat dan karakterisitik yang berbeda, oleh sebab itu penyebab dan
langkah pengobatannya pun berbeda pula. Kanker lidah kebanyakan disebabkan
karena tembakau dan alkohol.
c. Glosoptosis
Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah yang berupa lidah yang
tertarik ke belakang. Pada bayi baru lahir atau pada anak-anak kondisi
glosoptosis sangan berbahaya karena bisa saja sewaktu-waktu lidahnya menutup
saluran nafas yang bila tidak segera ditangani dengan benar bisa menyebabkan
kematian.
d. Glossopyrosis
Glossopyrosis adalah sebuah penyakit dengan gejala lidah terasa perih
dan terbakar namun tanpa gejala. Penyebabnya adalah penggunaan obat kumur dalam
jangka panjang.
e. Atrophic Glossitis
Atrophic Glossitis adalah suatu penyakit yang menyebabkan lidah
kehilangan rasa. Lidahnya akan tampak licin dan mengkilat. Penyakit ini
disebabkan oleh kekurangan zat besi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seluruh organ tubuh manusia
mempunyai masing-masing fungsi , diantaranya penghidu dan pengecap. Bila salah
satu organ panca indra kita tidak berfungsi bisa dikatakan cacat . setelah kita
membahas tentang anatomi fisiologi penghidu dan pengecap , barulah kita tahu
bagian, fungsi dan kelainan dari organ tersebut.
3.2 Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca
makalah ini kiranya dapat memberikan saran/kritikan serta masukan yang berarti
pada perbaikan selanjutnya supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
Dan selaku umat manusia ciptaan Allah STW hendaklah kiya bersyukur atas semua
nikmat yang diberikannya kepada kita sehingga bisa menikmati hidup didunia ini.
DAFTAR PUSTAKA