Sabtu, 08 Oktober 2016

anatomi fisiologi penghidu dan pengecap

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI PENGHIDU DAN PENGECAP



Disusun Oleh :
1.     Azhari Ariibah I               
2.     Chatarina Tirsa P
3.     Dyah Puji P
4.     Firsty Maharani L
5.     Savirda Kiki


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

             TAHUN AJARAN 2016/2017



KATA PENGANTAR
               
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah yg berjudul ANATOMI FISOLOGI PENGHIDU DAN PENGECAP”.
Shalawat beriring salam kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi Muhammad SAW  beserta keluarga dan sahabatnya , berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan betapa bermakna nya hidup dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini .
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik . Oleh karena itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yg sebesar-besarnya kepada Bapak dosen pengasuh mata kuliah IBD .
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yg bersifat konstruktif dan membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan nya . penulis hanya dapat berdo’a semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda . Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Klaten ,  Oktober 2016

Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................
BAB I PENGANTAR .........................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................




















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Panca indera pada manusia merupakan sekumpulan reseptor tertentu yang terlokalisasi dan merupakan paling ujung yang dapat menerima rangsang-rangsang (stimulus) dari lingkungan untuk direspon oleh tubuh (efektor). Salah satu dari panca imdera tersebut adalah penghidu dan pengecap.
Indera penghidu merupakan fungsi dari bervus olfaktorius, erat hubungannya dengan indera pengecap yang dilakukan oleh nervus trigeminus, karena keduanya bekerja bersama-sama. Stimulusnya berupa rangangan kimiawi.

1.2  TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1.      Mengetahui aanatomi fisiologi sistem penghidu dan pengecap.
2.      Dapat menjelaskan tentang anatomi fisiologi sistem penghidu dan pengecap.

1.3  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan indera penghidu?
2.      Bagaimana anatomi fisiologi dari indera penghidu manusia?
3.      Apa yang dimaksud dengan indera pengecap?
4.      Bagaimanaa anatomi fisiologi dari indera pengecap manusia?
5.      Apa saja kelainan dari indera penghidu dan indera pengecap manusia?



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  DEFINISI INDERA PENGHIDU
Hidung merupakan alat viseral (alat dalam rongga badan) yang erat hubungannya dengan gastrointestinalis. Sebagian rasa berbagai makanan merupakan kombinasi penciuman dengan pengecapan. Reseptor penciuman merupakan kemoreseptor yang dirangsang oleh molekul larutan di dalam mukus. Reseptor penciuman juga  merupakan reseptor jauh (telereseptor).  Jaras penciuman tidak disalurkan dalam talamus dan tidak diproyeksikan neokorteks bagi penciuman.
Olfaktori adalah organ pendeteksi bau yang berasal dari makanan. Pada manusia, baau mempunyai afeksi yang bisa menyenangkan atau membangkitkan rasa penolakan dan keterlibatan memori, selain itu bau juga penting untuk nafsu makan.

2.2  ANATOMI FISIOLOGI INDERA PENGHIDU
2.2.A  Anatomi Penghidu
http://genggaminternet.com/wp-content/uploads/2015/09/hidung.jpg
Terdiri atas nasus externus (hidung luar) dan cavum nasi.
1.      Nasus externus
  Mempunyai ujung yang bebas, yang dilekatkan ke dahi melalui radix nasi atau jembatan hidung, Lubang luar hidung adalah kedua nares atau lubang hidung. Setiap nasris dibatasi di lateral oleh ala nasi dan di medial oleh septum nasi.
 Rangka nasus externus dibentuk di atas oleh os nasale, processus frntalis ossis maxillares, dan pars nasalis ossis frontalis. Di bawah, rangka ini dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang rawan, yaitu cartilago nasi superior dan inferior, dan cartilago septi nasi.
2.      Cavum nasi
 Terletak dari nares di sampai choanae di belakang. Rongga ini dibagi oleh septum nasi atas belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial.Dasar dibentuk oleh processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis ossis palatini,  yaitu permukaan atas palatum durum.
Bagian atap sempit dan dibentuk dari belakng ke depan oleh corpus ossis sphenoidalis, lamina cribrosa ossis ethmoidalis, os frontale, os nasale dan cartilagines nasi. Dinding lateral ditandai dengan tiga tonjolan disebut concha nasalis superior, media dan inferior. Area di bawah setiap concha disebut meatus.
Recessus sphenoethmoidalis adalah daerah kecil yang terletak di atas terletak di atas concha nasalis superior dan di depan corpus ossis sphenoidalis. Di daerah ini terdapat muara sinus sphenoidalis.
Meatus nasi superior terletak di bawah dan lateral concha nasalis superior. Di sini terdapat muara sinus ethmoidalis posteriores.
Meatus nasi media terletak di bawah dan lateral concha media. Pada dinding lateralnya terdapat prominentia bulat, bulla ethmoidalis, yang disebabkan oleh penonjolan sinus ethmoidales medii yang terletak di bawahnya. Sebuah celah melengkung, disebut hiatus semilunaris, terletak tepat di bawah bulla. Ujung anterior hiatus masuk ke dalam saluran berbentuk corong disebut infundibulum.
Meatus nasi media dilanjutkan ke depan oleh sebuah lekukan disebut atrium. Atrium ini dibatasi di atas oleh sebuah rigi, disebut agger nasi. Di bawah dan depan atrium, da sedikit di dalam naris, terdapat vestibulum.
Meatus nasi inferior terletak di bawah dan lateral concha inferior dan padanya terdapat muara ductus nasolacrimalis. Dinding medial atau septum nasi adalah sekat osteocartilago yang ditutupi membrana mucosa.
Membran mucosa melapisi cavum nasi, kcuali vestibulum, yang dilapisi oleh kulit yang telah mengalami modifikasi. Membran mucosa olfactorius melapisi permukaan atas concha nasalis superior dan recessus sphenoethmoidalis; juga melapisi daerah septum nasi yang berdekatan dan atap. Membran mucosa respiratorius melapisi bagian bawah cavum nasi.
3.      Persarafan cavum nasi
  N. olfactorius berasal dari sel-sel olfactorius khusus yang terdapat pada membrana mucosa yang telah dibicarakan sebelumnya. Saraf ini naik ke atas melalui lamina cribosa dan mencapai bulbus olfactorius. Saraf-saraf sensai umum berasal dari divisi ophtalmica dan maxillaris n. Trigeminus.
4.      Pendarahan cavum nasi
Suplai arteri untuk cavum nasi terutama berasal dari cabang-cabang a. Maxillaris. Vena-vena membentuk plexus yang luas di dalam submucosa.
5.      Aliran limfe cavum nasi
Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari vestibulum ke nodi submandibularis. Bagian lain dari cavum nasi mengalirkan limfenya ke nodi cervicales profundi superior.



2.2.B Fisiologi Penghidu
1.    Membran mukosa olfaktorius
Mengandung sel enunjang dan sel progenitor utnuk reseptor sel olfaktorus. Jumlah sel resepror sebanyak 10-20 juta. Setiap sel olfaktoris neuron. Dan membran mukosa olfaktorius selalu ditutupi oleh mukus.
2.      Korteks olfaktorius          
            Ketika kita menghirup yang diaktifkan adalah korteks piriformis. Saat mencium bau dengan atau tanpa menghirup, itu mengaktifkan girus orbitofrontalis anterior lobus frontalis. Serabut lain pada korteks menuju ke amigdala sebagai respon emosi rangsang pnghidu.
3.      Transduksi sinyal
Organ penghidu manusia dapat membedakan 10.000 macam bau karena terdapat bermacam-macam reseptor bau. Ada penghambatan lateral oleh glomerulus olfaktorius yamg diperantari oleh sel periglomerulus dan sel granula. Kedu sel ini bertugas untuk mempertajam dan memfokuskan sinyal olfaktorius.
4.      Protein pengikat bau
Protein pengikat bau yang telah diidolasi ialah OBP 18-kDa. Ini merupakan protein khas untuk rongga hidung. Fungsinya sebagai pembawa molekul-molekul lipofilik kecil
5.   Sniffting (Mengendus)
Terjadi akibat adanya kontraksi bagian bawah nares di septum untuk mengarahkan arus udara ke atas.
6.       Peran serabut nyeri di hidung
Dapat dirangasang oleh bahan iritatif. Juga berperan dalam bersin, lakrimasi dan penghambatan pernapasan.
7.      Adaptasi
Adanya pajanan bau tertentu yan terus menerus sehingga tejadi penurunan persepsi bau dan lama kelamaan akan berhenti.

2.3   DEFINISI INDERA PENGECAP
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah merupakan massa jaringanpengikat dsan otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa
Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot.
Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus. Lidah juga merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katup epiglotis yang menuju ke laryng.
Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.
2.4  ANATOMI FISIOLOGI INDERA PENGECAP
2.4.A Anatomi Pengecap
http://genggaminternet.com/wp-content/uploads/2015/09/Indra-Pengecap-425x335.jpg
Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus pengecap. , lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot intrinsik dan ektrinsik. Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus,sementara otot ektrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian  sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi dan akhirnya mendorongnya masuk farinx.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung kebelakang maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada bagian dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang didasar mulut,maka ujung lidah berbentuk bulat.
Lidah ini, juga dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.



a.      struktur kuncup pengecap pada lidah
  Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar, yaitu manis, asin, pahit, masam, dan umami. Umami adalah sebuah sensasi pengecap yang dihasilkan oleh monosodium glutamate (MSG). Dan glutamate lainnya yang berasal dari makanan yang difermentasi.
Para ilmuan telah menemukan bahwa menurut mereka, semua peta rasa dapat menditeksi lima pengecap dasar. Sebuah fakta, peka rasa yang pertama kali dikemukaka oleh D.P Hanig (1901) memperlihatkan empat pengecap dapat ditemukan  pada bagian yang sama dari lidah.
Selaput lendir (membrane mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat lidah berwarnah merah jambu,permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil. Yang terdiri dari tiga jenis yaitu:
1)      Papila filiformis (fili = benang); berbentuk seperti benang halus; jumlahnya banyak dan tersebar diseluruh permukaan lidah. Terdapat dalam dinding papillae sirkumvalanta dan fungiforum,yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh, dari pada rasa pengecap yang sebenarnya.
2)      Papila sirkumvalata (sirkum = bulat); berbentuk bulat, tersusun berjejer membentuk huruf V di belakang lidah; jumlahnya 8 s/d 12 buah. Sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar,dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit.
3)      Papila fungiformis (fungi = jamur); berbentuk seperti jamur. Terlelak diujung dan disisi lidah. Terdapat satu jenis papilla yang tidak terdapat pada manusia, yakni papilla folliata pada hewan pengerat.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asan, dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguk bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Putting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kasan rasa yang berbeda-beda juga.
Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari urat saraf hipoglusus (saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi menjadi “perasaan umum” yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya.dan “rasa pengacap khusus” yang menyangkut rasa yang khusus suatu makanan.
Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf cranial kelima, sementara impuls bagian indra pengecap bergerak dalamkhorda timpani bersama saraf lingual, lantas kemudian bersatu dengan saraf cranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis. Saraf cranial kesembilan, saraf glossofaringeal, membawa baik impuls perasaan umum maupun impuls perasaan khusus, dari sepertiga posterior lidah.
Dengan demikian indra pengecap lidah dilayani oleh saraf cranial kelima, kutujuh, dan kesembilan, sementara gerakan-gerakannya dipersarafi oleh saraf cranial kaduabelas
b.       Bagian-Bagian Lidah
Lidah terletak pada dasar mulut berwarnah merah, tidak rata permukaannya, dipermukaannya terdapat bintil-bintil yang disebut papilla yang merupakan tempat berkumpulnya saraf-saraf pengecap inilah yang dapat membedakan rasa makanan. Jumlah papilla pada setiap orang tidak sama biasanya papilla perempuan lebih babyak dari pada papilla laki-laki. Orang yang mampunyai papilla lebih banyak banyak papilla maka akan lebih peka terhadap rasa. Ujung dan pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bagian bawah, permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Berikut adalah bagian-bagian dari lidah:
1)      Bagian ujung/tepi  lidah untuk mengecap rasa manis.
2)      Bagian samping lidah untuk mengecap rasa asam
3)      Bagian daerah pinggir lidah untuk mengecap rasa asin
4)      Bagian belakang lidah untuk mengecap rasa pahit
Namun saat ini banyak peneliti yang memasukkan rasa kelima yaitu gurih atau sedap yang ditemukan pada makanan seperti daging, ikan, dan sebagainya. Rasa-rasa dasar ini dapat berevolusi sehingga kita dapat merasakan rasa busuk atau beracun dari rasa pahit dan asam. Rasa manis membantu kita untuk mengenalkan makanan yang menyahatkan atau kaya kalori, rasa asin diperlukan untuk setiap tubuh, dan rasa gurih dapat membantu  kita mengidentifikasikan makanan yang kaya akan protein.
Ada beberapa orang yang mempunyai “dunia rasa” yang berbeda-beda, misalnya ada yang menyukai pedas,ataupun ada yang tidak. Itu semua dipengaruhi oleh faktor genetis yang berbeda dan budaya sendiri-sendiri. Para peneliti telah membuktikan bahwa di Amerika Serikat masyarakatnya adalah supertaster yang merasakan cabe, jahe sangat pedas begitu juga dangan gula mereka merasakan sangat manis sekali. Hal ini disebabkan oleh jumlah papilla yang berbeda-beda.
c.       Cara Kerja Lidah
Saat makan atau minum, ujung-ujung saraf pengecap akan menerima rangsangan, rangsangan tersebut akan diteruskan ke otak. Otak memprosas rangsangan tersebut, sehingga kita bisa mengecap makanan atau minuman.

2.2.B Fisiologi Pengecap
1)   Fungsi Lidah
a.       Mendorong makanan
b.      Mengaduk makanan
c.       Menbolak-balik makanan
d.      Merasakan keras dan lembutnya makanan
e.       Melumatkan makanan
 Fungsi papil/kuncup pengecap: kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut pengecap, kemudian menstimulasi dendrite sensorik- impuls saraf- saraf fasial (CN VII) dan saraf glosofarinyeal (CN IX) melalui jalur pengecap – insula korteks serebelar.
Selain berfungsi mekanisme pencernaan atau pengucapan, lidah manusia memiliki banyak penggunaan lain. Lidah berperan pada salah satu bentuk penciuman yang dikenal dengan French kissing atau ciuman prancis.lidah digunakan pula untuk tindakan menjilat pada manusia dan mamalia.
Lidah dapat menjadi tempat penindikan pada beberapa kebudayaan masyarakat. Tindik lidah sudah ada sejak masa kuno dan kini semakin meningkat pada kebudayaan barat terutama pada kebudayaan remaja.




2)   Penyakit yang Terdapat pada Lidah
Penyakit yang biasa menyerang lidah yaitu sariawan. Yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C, sariawan menimbulkan rasa peri, sehingga sangat mengganggu saat kita makan atau minum, sariawan bisa diobat dengan memakan banyak buah-buahan yang mengandung banyak vitamin C.
Secara klinik, indra pengecap, seperti indra penciuman, sangat peka dan dapat hilang karena pelek atau gangguan pada mulut, lambung dan saluran pencernaan. Seorang dokter yang dapat juga dibantu oleh seorang parawat, memeriksanya dengan seksama, apakah indra pengecap itu kering atau lembab, membengkak, lembek dan pucat,atau mengecil dan berwarnah merah, berbulu, pecah atau retak-retak.
Glositis, atau peradangan lidah, bisa akut ataupun kronis, dengan gejala-gejala berupa adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah lembek dan pucat, dengan bekas-bekas gigitan pada pinggirannya. Biasanya, glottis kronis menghilang, apabila kesehatan  badan membaik dan pemeliharaan hygiene mulut yang baik. Lekoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (juga selaput lender pipi dan gusi). Hal ini biasa terlihat pada seseorang yang suka merokok.

2.5  KELAINAN INDERA PENGHIDU DAN PENGECAP
2.5.A Penghidu
a. Anosmia
Anos mia adalah salah satu gangguan pada indra penciuman yang mengakibatkan penderita tidak dapat mencium bau sama sekali. penyebab dari gangguan ini adalah adanya gangguan saluran hidung, Cedera Kepala, dan Tumor sulkus olfaktorius.
b. Disosmia
Dinosmia adalah salahsatu gangguan pada indra penciuman yang mengakibatkan penderita mengalami perubahan penciuman sehingga penderita merasa selalu mencium bau yang tidak enak. Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi didalam sinus, kerusakan parsial pada syaraf alfaktorius, kurangnya kebersihan mulut.
c.    Hiposmia
Hiposmia adalah kondisi dimana berkurangnya kemampuan untuk mencium bau. Jika pada Anosmia penderita tidak dapat mencium bau sama sekali, maka pada hiposmia penderita hanya kehilangan sensitifitas bau tertentu.
d.   Hipernosmia
Hipernosmia juga merupakan salah satu gangguan pada indra penciuman, yaitu penciuman yang berlebihan. Namun gangguan ini sangat jarang terjadi.
e.    Polip Hidung
Polip Hidung adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami gangguan berupa adanya pertumbuhan sel yang bersifat jinak di selaput lendir hidung. hal ini bisa disebabkan oleh reaksi hipersensitif atau juga bisa karena alergi.
f.     Salesma (Cold) dan Influenza
Salesma dan Influenza adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami infeksi pada alat pernafasan. Gangguan ini disebabkan oleh virus dan umumnya menyebabkan batuk, pilek, sakit leher, danterkadang juga disertai dengan panas serta sakit pada persendian.
g.    Hidung tersumbat atau Pilek
Gangguan kesehatan pada indra penciuman berikutnya adalah hidung tersumbat datau pilek. Yaitu kondisi dimana penderita pada hidungnya terdapat banyak lendir. Kondisi ini dapat disebabkan oleh alergi maupun virus. Hidung yang tersumbat juga menyebabkan penderitanya kesulitan untuk bernafas karena sinusnya terganggu.
2.5.B Pengecap
a. Sariawan
Sariawan adalah gejala erosi pada lapisan epitel di dalam mulut yang dapat menimbulkan rasa perih ketika makan. Sariawan bisa terjadi di lidah atau pipi. Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin A, makan makanan yang bersifat panas, kekurangan zat besi, atau karena penurunan daya tahan tubuh.
b. Kanker Lidah
Kanker lidah merupakan salah satu bentuk dari kanker mulut, perbedaannya terletak pada daerahnya. Jika letak sel kanker tersebut berada pada bagian ujung lidah maka para ahli menamakannya dengan sel kanker skuamosa ujung lidah, namun jika berada pada sepertiga atau terletak pada bagian belakang lidah mereka menamakannya dengan sel kanker pangkal lidah. Kedua tipe ini memiliki sifat dan karakterisitik yang berbeda, oleh sebab itu penyebab dan langkah pengobatannya pun berbeda pula. Kanker lidah kebanyakan disebabkan karena tembakau dan alkohol.
c. Glosoptosis
Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah yang berupa lidah yang tertarik ke belakang. Pada bayi baru lahir atau pada anak-anak kondisi glosoptosis sangan berbahaya karena bisa saja sewaktu-waktu lidahnya menutup saluran nafas yang bila tidak segera ditangani dengan benar bisa menyebabkan kematian.
d. Glossopyrosis
Glossopyrosis adalah sebuah penyakit dengan gejala lidah terasa perih dan terbakar namun tanpa gejala. Penyebabnya adalah penggunaan obat kumur dalam jangka panjang.
e. Atrophic Glossitis
Atrophic Glossitis adalah suatu penyakit yang menyebabkan lidah kehilangan rasa. Lidahnya akan tampak licin dan mengkilat. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan zat besi.

























BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Seluruh organ tubuh manusia mempunyai masing-masing fungsi , diantaranya penghidu dan pengecap. Bila salah satu organ panca indra kita tidak berfungsi bisa dikatakan cacat . setelah kita membahas tentang anatomi fisiologi penghidu dan pengecap , barulah kita tahu bagian, fungsi dan kelainan dari organ tersebut.
3.2  Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat memberikan saran/kritikan serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna. Dan selaku umat manusia ciptaan Allah STW hendaklah kiya bersyukur atas semua nikmat yang diberikannya kepada kita sehingga bisa menikmati hidup didunia ini.













DAFTAR PUSTAKA























3 komentar:

  1. Get rid of these tiki poles with this stylish blue PS4 controller
    › › New-Sega-PlayStation-P › › New-Sega-PlayStation-P The thaitanium blue pad controller gets a new titanium price per pound level of control, using titanium hip a set 2018 ford ecosport titanium of buttons: the “blue pad” button, a new pad pad from the Sega Genesis titanium wedding band controller,

    BalasHapus
  2. The Most Successful Sites for Crypto, Casino & Poker - Goyang
    Goyang goyangfc.com Casino & Poker www.jtmhub.com is febcasino.com one of the most famous and well known crypto gambling wooricasinos.info sites, poormansguidetocasinogambling founded in 2012. They are popular because of their great

    BalasHapus